Siri Tarbiyah Khas
RAMADHAN DAN TARBIYAH
Firman Allah SWT yang bermaksud;
"Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa." (Al Baqarah: 183)
MUQADDIMAH
Ramadhan adalah bulan tarbiyah. Bulan ini adalah madrasah
untuk mendidik hamba-hamba Allah yang mu'min untuk menjalani tarbiyah
islamiyah mutakamilah meliputi tarbiyah ruhiyah , aqliyah ,
dan jasadiyah. Tarbiyah ramadaniyah diikuti seluruh kaum
muslimin, tidak memandang suku bangsa warna kulit atau pun bahasa, semua yang
mengaku beriman sama-sama mengikuti perintah Allah berpuasa Ramadhan.
Matlamat utama dari tarbiyah ramadhan adalah menghubungkan
manusia dengan Rabbul Alamin. Menghidupkan hati nurani dan mengisi jiwa dengan nilai-nilai
keimanan yang tinggi. Melalui dua program utama: Taqarrub ila-Llah
dengan ibadah total siang dan malam hari, serta Taqarrub ila minhajillah
berpaksikan Al-Quranul Karim. Hasil yang akan diperoleh mereka yang
mengikuti program pendidikan ini adalah "Taqwa", seperti yang
dijelaskan melalui ayat di atas.
MEMAHAMI MAKNA PENDIDIKAN
Mendidik adalah menumbuh kembangkan dengan bimbingan dan pimpinan
sedikit demi sedikit hingga mencapai kesempurnaan. Allah memberikan pimpinan,
bimbingan, untuk tumbuh bagi seluruh makhluknya yang ada di alam semesta.
Setiap makhluk telah diprogram sedemikian rupa sehingga mencapai kesempuranaan
dalam melaksanakan peranan hidupnya. Sebatang pohon mangga telah ditentukan
kejadiannya mulai dari tumbuhnya benih, biji, batang , cabang dan ranting.
Bagi sepohon mangga Allah menentukan jumlah daunnya yang rimbun
dan buah mangga yang akan dihasilkannya. Bahkan di mulut siapa mangga tersebut akan
berkhidmat telah ditentukan Allah. Itulah taqdir kauni (ketentuan Allah) di alam
semesta.
Begitulah manusia pun memperoleh bimbingan
rabbaniyah ini. Dia tumbuh berkembang seperti halnya makhluk Allah lain. Dari
setitis air mani tumbuhlah embrio manusia. Di dalam rahim ibu janin bayi hidup
dan berkembang, kemudian menjadi bayi yang sempurna kejadiannya. Setelah itu
bayi pun dilahirkan Allah dari perut ibunya. Bayi itu terus tumbuh berkembang
menjadi kanak-kanak, selanjutnya menjadi remaja, kemudian dewasa. Seiring
perkembangan itu, berkembang juga aqalnya sehingga ia menjadi manusia yang
semakin dewasa dan semakin pintar.
Manusia yang dipanjangkan usianya kelak akan
menjadi tua, kemudian sangat tua. Kemampuan akalnya pun berkurang. Tidak ada
manusia yang kekal dan bertahan hidup terus menerus. Pada akhirnya dia harus
menghadap Allah untuk dipertanggungjawabkan semua amalannya. Kesemuanya dalam
program Ilahiyah yang sangat hebat. Namun manusia bukan hanya makhluk yang
bersifat jasmani semata-mata. Dia merupakan manusia jasmani dan ruhani.
Bimbingan Allah dan tarbiyahnya untuk membangun ruhani khas dan istimewa.
Itulah tarbiyah rabbaniyah (ketuhanan) yang disampaikan Allah
berdasarkan wahyu yang diturunkan-Nya kepada hamba-hamba pilihan iaitu para
Nabi dan Rasul Alaihimus Salaam.
Dengan Al Islam, Al Qur-an, Sunnah, dan
warisan peradaban Islam, Allah mendidik manusia mencapai kesempurnaan hidupnya.
Wahyu Allah sebagai pedoman hidup mempunyai keistimewaan sebagai pembimbing
hati dan jiwa manusia mencapai darjat yang mulia iaitulah taqwa. Al Quran
adalah kitabut tarbiyah wal hidayah yang tiada bandingnya dalam
membentuk akhlak dan pekerti manusia. Telah terbukti selama 15 abad lamanya,
Al-Quran merupakan pedoman hidup orang bertaqwa, bersifat universal, berlaku
sepanjang masa untuk setiap manusia di seluruh penjuru dunia.
"Dengan Kitab itulah
Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan-jalan
keselamatan, dan dengan Kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya dan menunjuki mereka ke
jalan yang lurus. " (Al Maaidah: 16)
TARBIYAH ILAHIYYAH
Allah mendidik manusia secara khas dengan dua
cara:
Pertama : Tarbiyah talqiniyah
dengan mengutus Jibril untuk mengajarkan agama-Nya kepada hamba-hamba pilihan
(para Nabi dan Rasul). Secara talqiniyah Jibril memahamkan hati Nabi Muhammad
SAW pengertian ayat yang diturunkan kepada Baginda.
Firman Allah SWT yang bermaksud;
"Sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya, Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu.
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasan ayat-ayat itu."
(Al Qiyamah: 17-20)
Kedua: Tarbiyah khafiyah,
iaitu proses kehidupan yang dipenuhi beraneka ragam pengalaman batin yang
mematangkan hidup para utusan Allah dan para pengikut mereka yang setia iaitu
hamba-hamba Allah yang mu'min. Nabi Yusuf misalnya, menjadi pemimpin negara
setelah mengelami ujian penderitaan, dicampakkan ke dalam telaga oleh
saudara-saudaranya, dijadikan hamba, seterusnya lulus dari godaan wanita cantik
dan kaya, serta dimasukkan ke dalam penjara. Sesungguhnya pengalaman adalah
guru yang terbaik. Apalagi pengalaman mereka para Nabi dan Rasul,
"Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Qur-an itu bukan cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (Yusuf: 111)
Nabi Muhammad SAW ditempa Allah dengan tarbiyah
khafiyah dalam berbagai situasi dan kondisi yang mematangkan jiwa Nabi SAW
sehingga layaklah Baginda memimpin hidayah untuk disampaikan kepada seluruh
manusia dan seterusnya lahir sebagai pemimpin ummah yang tiada tolok
bandingnya.
HAKIKAT MADRASAH RAMADHANIYYAH
Puasa Ramadhan adalah tarbiyah khafiyah
dan talqiniyah yang sangat istimewa dalam membangun kesempurnaan jiwa
manusia. Ramadhan bagaikan sebuah madrasah, dimana Allah sendiri bertindak
sebagai Guru Maha Pendidik yang mengarahkan setiap murid menuju kesempurnaan
ruhaniyah. Madrasah ini berlangsung selama sebulan penuh, iaitu dalam tempuh
720 jam atau 2,592,000 detik. Setiap detiknya sangat berharga sehingga
dapat berlipat ganda antara 10 sampai 700 kali ganda.
Bahkan di setiap Ramadhan ada malam Lailatul
Qadar yang lebih baik nilainya dari 1000 bulan atau dari 720,000 jam. Ini
artinya setiap 1 jam pada malam itu lebih baik dari 60,000 jam, atau setiap 1
detiknya lebih baik dari 60,000 detik dalam timbangan Allah. Jika dalam saat
itu kita berzikir dengan sekali mengucapkan "Laa ilaha illa-Llah"
secara ikhlas, maka nilainya lebih baik dari mengucapkan zikir yang sama 60,000
kali di hari yang lain. Kemudian cubalah kita
hitungkan pula nilai solat atau membaca Al Quran dan ibadah-ibadah lainnya di
dalam bulan Ramadhan.
Tarbiyah khafiyah rabbaniyah diberikan dengan latihan intensif menahan lapar dan haus, dan
hal-hal yang membatalkan puasa. Tidak itu saja, ruhani mu'min diisi dengan
menjauhi maksiat seluruh anggota tubuh; mata, telinga, mulut, perut, dan
lain-lain yang mengurangi nilai keutamaan puasa. Kemudian mengisi diri dengan
ibadah wajib dan sunnah, solat-solat fardhu, rawatib, qiyamullail,
memperbanyak sedekah, infaq, dan melakukan amal khairat (kebaikan)
sebanyak-banyaknya. Maka akhlak yang mulia diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang dengan pesatnya di dalam bulan suci ini. Maka sifat-sifat yang
baik menjadi mantap dan sifat buruk pun akan melenyap.
Dalam Madrasah ini Allah menghendaki setiap mu'min yang mengikuti
program Ramadhan ini meningkatkan hubungannya dengan Al Qur-an. Mereka hendaklah
membaca Al Qur-an sebanyak-banyaknya, mentadabburkan isinya seolah-olah Allah
berbicara langsung kepada dirinya, kemudian mengamalkannya sekuat kemampuan.
Jadikan amaliyah Ramadhan sebagai titik mula pelaksanaan ibadah yang kelak akan
menjadi amalan yang berkesinambungan, berkekalan dan terpelihara.
Rasulullah SAW telah membahagikan Bulan
Ramadhan kepada tiga fasa. Sepuluh hari pertama dilimpahi dengan rahmat
(kasih sayang) Allah yang tiada terhingga. Sepuluh hari berikutnya
dipenuhi dengan lautan ampunan bagi hamba-hamba Allah yang taat dan bertaubat. Sedangkan sepuluh hari
terakhir merupakan saat-saat pembebasan dari api neraka.
Sesungguhnya semakin hari keberkahan Ramadhan
semakin ketara. Terutama
bagi mereka yang benar-benar mengikuti program tarbiyah rabbaniyah.
Ketika itu para peserta tarbiyah ramadaniyah mulai dapat dibezakan,
siapa yang bersungguh-sungguh dan siapa yang sekadar ikut-ikutan.
Pada sepuluh malam terakhir, Nabi SAW
mengikat kainnya (menjauhi isteri) dan beriktikaf di masjid. Nabi menjadikan
masjid sebagai pusat aktiviti baginda sehingga melakukan apa pun di masjid
selama 10 hari. Dalam fasa terakhir Ramadan ini, Baginda lebih khusyuk dalam
solatnya, lebih banyak membaca Kitabullah, lebih banyak bersedekah
kepada fakir miskin.
Dalam hadis-hadis tentang lailatul Qadar,
Baginda bersabda yang bermaksud,
"Sesungguhnya pernah
ditampakkan kepadaku lailatul qadr, kemudian dijadikan aku lupa, atau aku lupa
kepadanya, maka hendaklah kalian mencarinya pada sepuluh yang akhir; di
malam-malam yang ganjil. Dalam riwayat yang lain hendaklah kalian mencarinya
pada tiap-tiap malam yang ganjil". (Bukhari Muslim).
Rasulullah menekankan pentingnya mencari Lailatiul
qadr karena bila seseorang beribadah di malam itu dengan ikhlas dan khusyu
nilainya sama dengan beribadah 60,000 kali di bulan yang lain. Siapa saja yang
bersungguh-sungguh mencapai puncak kehambaan tentu akan berusaha mendapatkan
nilai tertinggi yang dapat mengangkat darjatnya di sisi Allah.
PENUTUP
Al Qur-an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW kini berada di hadapan kita. Tinggal kita untuk
memahaminya dengan tafsir Al Qur-an, hadis, ataupun sirah kehidupan Rasulullah
dan para sahabatnya. Baik dengan mengkajinya sendiri atau pun dengan bertalaqqi
kepada ahlinya. Karena itulah Bulan Ramadhan disebutkan sebagai bulan turunnya
Al Qur-an.
"(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al
Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeza (antara yang hak dengan yang bathil)." (Al
Baqarah: 185)
Apabila seorang mujahid telah sempurna
menggarap seluruh ruang lingkup tarbiyah di dalam bulan ini, lengkaplah ia
menjalani bulan menterapi diri sebagai mukmin yang sejati. Seusai keluar
daripada Ramadhan ia telah melengkapkan diri menjadi mujahid dan mukmin yang
layak untuk menerima hadiah dan kurniaan berharga daripada Allah SWT, iaitulah
anugerah taqwa, yang dengan beroleh ketaqwaan kita telah mencipta untuk
perjuangan kita satu ’senjata’ yang tidak mampu dicipta oleh musuh kita.
Lalu, tidak hairanlah mengapa umat Islam sentiasa menang di medan
pertarungan sekalipun kalau dibandingkan kekuatan meterial dengan pihak musuh,
umat Islam sentiasa tidak dapat melebihi musuhnya. Itulah keberuntungan dan kelebihan
umat ini melalui senjata taqwa, yang menjadi sebab kita ’dipandang’ oleh Allah,
dan perjuangan kita mendapat keberkatan dan diredhai-Nya.
Sesungguhnya Ramadhan yang difardhukan puasa
oleh Allah bukan untuk menjadikan umat ini lemah dan malas, tetapi inilah bulan
yang mencipta seribu kekuatan dan keajaiban untuk umat dan perjuangan yang maha
suci ini. Justeru itu bersiaplah wahai para mujahid untuk memasuki bulan
tarbiyah, yang dengan itu melayakkan engkau memikul tugas berat untuk
memenangkan agama Allah di ’padang yang tidak sama rata’ ini. Allahu Akbar.
No comments:
Post a Comment